DPPKB Makassar Perkuat Koordinasi Data Stunting di Puskesmas Tamalanrea untuk Intervensi Tepat Sasaran

TEROBOSNUSANTARA.COM,MAKASSAR—Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Makassar terus memperkuat sinergi lintas sektor dalam upaya penanganan stunting melalui kegiatan Koordinasi Data Stunting di Puskesmas Tamalanrea, Rabu (8/10/2025).

Kegiatan ini diikuti 27 peserta dari tenaga kesehatan, perwakilan kecamatan, UPT KB, dan praktisi gizi. Kepala DPPKB Kota Makassar, A. Irwan Bangsawan, menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah menyatukan persepsi dalam validasi dan integrasi data stunting sebagai dasar penyusunan kebijakan intervensi gizi secara akurat.

Narasumber utama, drg. Weri L.P. Saroengoe, menegaskan pentingnya data yang akurat sebagai pijakan utama kebijakan penurunan stunting. “Kita tidak bisa bergerak tanpa data yang benar. Validasi data stunting adalah fondasi awal untuk intervensi yang tepat. Kalau datanya salah, maka kebijakan kita juga akan salah sasaran,” ujarnya.

Kepala Puskesmas Tamalanrea menyoroti peran penting puskesmas sebagai garda terdepan dalam pemantauan gizi anak, sementara Marwati, SKM, M.Kes, memaparkan pentingnya membedakan intervensi gizi spesifik, seperti pemberian makanan tambahan, dengan intervensi sensitif, seperti penyediaan air bersih dan sanitasi. Semua faktor ini perlu pendekatan terpadu agar hasilnya signifikan.

Camat Tamalanrea, Adnan Tasrik, S.Pt, menegaskan dukungan pemerintah kecamatan terhadap percepatan penurunan stunting, sementara perwakilan UPT KB, Iswanto, S.Kom, menambahkan bahwa edukasi dan perencanaan keluarga berperan besar dalam pencegahan stunting sejak tahap perencanaan kehamilan.

Kegiatan koordinasi berlangsung interaktif dengan diskusi terbuka mengenai tantangan, termasuk ketidaksinkronan data antarinstansi dan perlunya sistem informasi terintegrasi. Seluruh peserta sepakat bahwa kerja sama lintas sektor menjadi kunci utama menurunkan angka stunting di Kota Makassar.

“Ini bukan tugas satu instansi saja. Butuh kerja kolaboratif dari semua pihak agar intervensi yang dilakukan benar-benar berdampak nyata bagi masyarakat,” tutup drg. Weri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *