TEROBOSNUSANTARA.COM, MAKASSAR, — Di tengah denyut kota yang tak pernah tidur, masyarakat Makassar menemukan cara baru mengelola kebutuhan finansial mereka. PT Pegadaian kini tak lagi identik dengan antrean panjang di kantor cabang. Melalui aplikasi digital dan layanan “Emas dari Rumah”, warga bisa menggadaikan emas, menabung, hingga berinvestasi hanya dengan sentuhan layar gawai.
Langkah digitalisasi ini bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan transformasi ekonomi yang menyentuh langsung kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pemimpin Wilayah PT Pegadaian Kanwil VI Makassar Ngadenan mengungkapkan Pegadaian wilayah VI yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku telah memiliki 472 outlet dengan dukungan 6652 agen digital yang tersebar di 58 kabupaten dan 722 kecamatan.
“Tahun ini target kami Rp35 triliun sampai Rp40 triliun capaian saat ini menembus Rp27 triliun, kami optimis hingga akhir tahun bisa mencapai target,” ujarnya di sela-sela media gathering (25/9)
Lompatan Ekonomi: Dari Antrean ke Sentuhan Jari
Sejak awal 2025, transaksi digital Pegadaian nasional menembus 10 juta transaksi hanya dalam enam bulan. Kanwil VI Makassar ikut menyumbang angka signifikan, terutama lewat fitur Tabungan Emas dan Deposito Emas yang kian diminati.
“Dulu harus antre berjam-jam kalau mau tebus atau gadai emas. Sekarang cukup lewat aplikasi, lebih cepat dan bisa dipantau real-time,” ujar Rahmawati (32), ibu rumah tangga di Panakkukang yang rutin menggunakan aplikasi Pegadaian Digital.
Digitalisasi untuk UMKM dan Pekerja Harian
Tak hanya ibu rumah tangga, pelaku usaha kecil juga merasakan manfaat layanan digital. Andi Syamsul (41), penjual ikan di Paotere, mengaku terbantu dengan fitur gadai online. Saat harga ikan turun dan modal harian terjepit, ia cukup memanfaatkan emas simpanannya.
“Petugas datang jemput emas, saya terima pinjaman langsung masuk ke rekening. Modal jalan, dagangan tetap bisa jalan. Saya tidak lagi cari pinjaman ke tetangga atau rentenir,” ungkapnya.
Cerita Syamsul memperlihatkan bagaimana digitalisasi Pegadaian bukan hanya mempermudah, tapi juga mengurangi ketergantungan masyarakat pada pinjaman informal yang sering menjerat bunga tinggi.
Tantangan di Tengah Transformasi
Meski manfaatnya nyata, transformasi ini tidak bebas tantangan. Sebagian masyarakat lanjut usia di Makassar masih kesulitan memahami cara pakai aplikasi, sementara jaringan internet di daerah pinggiran kota belum merata.
Selain itu, faktor keamanan data dan transparansi biaya juga menjadi sorotan. Penelitian lokal di Unit Panaikang mencatat tingkat kepuasan nasabah cukup tinggi, namun masih ada masukan terkait kejelasan biaya tambahan dan edukasi penggunaan aplikasi.
Inklusi Keuangan dan Harapan Humanis
Bagi masyarakat Makassar, layanan digital Pegadaian lebih dari sekadar kemudahan finansial. Ia adalah jembatan menuju inklusi keuangan, membuka akses bagi pedagang kecil, nelayan, hingga pekerja harian untuk ikut serta dalam sistem ekonomi formal.
Bila infrastruktur, literasi, dan keamanan terus diperkuat, bukan mustahil Makassar akan menjadi contoh sukses bagaimana teknologi finansial negara bisa benar-benar merakyat dari lorong kecil hingga pusat bisnis kota, Pegadaian siap #mengEMASkanindonesia












