Rembuk Stunting dan Penilaian Kinerja Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota Provinsi Sultra

Terobosnusantara.com – Kendariย  Menindaklanjuti surat Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 400,5,7/477/Bangda Tanggal 23 Januari 2024,maka diadakan Rembuk Stunting dan Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Angka Stunting tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2024

Acara ini di pimpin langsung oleh Pj Gubernur Andap Budhi Revianto,S,I,K M.H dan dihadiri kepala kepolisian Sultra komandan Korem 143 Haluoleo Kendari kepala kejaksaan tinggi Sultra kepala pengadilan tinggi Sultra ketua DPRD Sultra Sekretaris Daerah prov Sultra,para bupati walikota se-Sulawesi Tenggara para kepala perangkat Daerah maupun kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara kepala BPOM Kakanwil kepala Fakultas Haluoleo serta Tim penggerak PKK se Sultra, kegiatan ini berlangsung di Hotel Syahid Azizah Syariah Jln DI Panjaitan no 100 kota Kendari, Senin,(27/5)

Salah satu agenda hari ini adalah masalah Nasional mengenai tingginya angka stunting sejak di tetapkannya menjadi prioritas nasional, dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 dengan menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14%

Pada tahun 2023 hingga tahun 2024 pencapaian nasional masih cukup jauh yang diharapkan bahkan belum mencapai standar dan batas toleransi.Kejadian stunting World Health Organization (WHO) maksimal 20% atau seperlima dari jumlah keseluruhan balita yang ada

“Persoalan stunting bukan saja menjadi persoalan bangsa dimasa sekarang namun yang paling penting adalah menyangkut masa depan bangsa dan anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai generasi yang akan mewujudkan generasi emas tahun 2045 mendatang,”ujar Pj Gubernur Andap Budhi Revianto Lanjut kata dia, Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus monografi dan menjadi beban jika masalah stunting tidak segera diperbaiki sejak dini.

Stunting bukan hanya menjadi masalah kesehatan bagi anak -anak namun dapat mengakibatkan kerugian ekonomi suatu negara akibat menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 3%

“Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2023 masih tercatat sekitar 21,5% hanya turun 0,1% dari tahun 2022 artinya untuk mencapai target 14% pada tahun 2024 maka dibutuhkan penurunan sebesar 75% dengan sisa waktu kurang dari satu tahun, target yang cukup optimis dalam sisa waktu yang sangat singkat adalah tantangan besar namun harus kita hadapi bersama-sama,” tambahnya

Sementara prevalensi stunting di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan sebesar 2,3% dari tahun 2022 menjadi 30% di tahun 2023.Hal ini menunjukkan prevalensi stunting masih diatas rata-rata nasional dengan kata lain masih perlu upaya keras untuk berkontribusi pada pencapaian target nasional 14% di tahun 2024, mungkin terlihat tidak realistis tapi paling tidak harus mampu menurunkan pada ambang batas toleran.

Setelah melaksanakan Rembuk Stunting, kegiatan berlanjut dengan menilai kinerja percepatan penurunan Stunting tiap kabupaten/kota hal ini adalah proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi untuk mengevaluasi kinerja pemerintah Kabupaten/kota dalam melaksanakan beberapa aksi konvergensi penurunan stunting antara lain:

PERTAMA: Prevalensi masih cukup tinggi 30% tahun 2023 dengan perendahan cakupan intervensi spesifik dan sensitif yang belum optimal

KEDUA: Angka kemiskinan di Sulawesi Tenggara masih sangat tinggi dan berada diatas rata-rata nasional 11,43% tahun 2023 dengan permasalahan secara umum

KETIGA: Meningkatkan kualitas perencanaan pemantauan dan evaluasi penggunaan data yang akurat dalam proses perencanaan sehingga program kegiatan benar -benar menyasar lokasi dan kelompok perioritas dan berdasarkan kebutuhan riil di lapangan.

KEEMPAT: Memaksimalkan komunikasi perubahan perilaku melalui gerakan tersebut kita mengurangi pernikahan dini, meningkatkan pemahaman masyarakat terkait gizi pangan dan kesehatan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam menerapkan pengasuhan yang tepat pada anak (pola asuh) dan dapat meningkatkan pemberdayaan percepatan dan perkembangan anak.

KELIMA: Agar Tim tenaga lapangan memperkuat pendataan terkait stunting harus lebih akurat menggunakan alat yang standar dan seragam agar tidak merugikan daerah kita,hal tersebut dapat dilihat GAP yang besar antara data dan SKI (data survey) dan data E-PPGBM (Data by name by address) perbedaan prevalensi stunting dari kedua sumber data tersebut dapat dilihat pada tahun 2023 dimana ada SKI sebesar 30% sedangkan data E-PPGBM 10,5% di tahun yang sama

TERAKHIR: Kepada mitra pembangunan dan media saya minta agar dapat mendukung dan mengawal pelaksanaan percepatan penurunan Stunting karena Pemerintah tidak mungkin bekerja sendirian, tetapi memerlukan kolaborasi dan dukungan dari semua pihak terutama kepada saudara -saudara sekalian.

Lebih lanjut Pj Gubernur Andap Budhi Revianto,”mengatakan pada kesempatan ini kita mengagendakan penandatanganan komitmen bersama upaya percepatan penurunan Stunting yang melibatkan instansi vertikal/pusat pemerintah provinsi Pemerintah Kabupaten/kota dan akademi melalui komitmen yang kita bangun di harapkan dapat mewujudkan sinergitas dan kerja yang berkelanjutan sehingga akan melakukan dan melaksanakan serta memelihara generasi yang sehat produktif dan inovatif serta memiliki daya saing yang kuat,”paparnya

Andap Budhi Revianto menjelaskan.Misi Indonesia emas tahun 2025 tergantung pada aksi dan langkah kolaboratif yang yang kita lakukan sekarang tentu saja ini merupakan kegiatan yang sangat mulia dalam rangka mempersiapkan generasi Emas yang gemilang sebagai generasi yang berpotensi menjadi aktor dalam pembangunan yang akan memikirkan masa depan Sulawesi Tenggara.

*Pewarta:A.Syam*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *