Apakah “Macan Asia” Prabowo Subianto dan Jaksa Agung Berani Seret Dalang Korupsi Pertamina?

𝗧𝗲𝗿𝗼𝗯𝗼𝘀𝗻𝘂𝘀𝗮𝗻𝘁𝗮𝗿𝗮.𝗖𝗼𝗺-𝗝𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮 Prabowo Subianto, yang dijuluki “Macan Asia” karena sikap tegasnya dalam politik dan pertahanan, kini dihadapkan pada ujian besar dalam memerangi korupsi di tubuh BUMN, khususnya di Pertamina. Salah satu pertanyaan yang muncul: apakah Prabowo dan Jaksa Agung akan berani menyeret dalang di balik dugaan kasus korupsi yang telah merugikan negara triliunan rupiah?

Pertamina, sebagai perusahaan milik negara yang mengelola sumber daya energi nasional, sering kali menjadi sorotan akibat dugaan kasus korupsi yang menyeret pejabat tinggi dan politisi. Beberapa kasus besar sebelumnya, seperti skandal pengadaan LNG dan dugaan mark-up proyek kilang, telah merugikan negara hingga triliunan rupiah.

Kasus dugaan korupsi di Pertamina yang terungkap baru-baru ini telah menyoroti sejumlah eksekutif tinggi perusahaan tersebut. Pada 25 Februari 2025, Kejaksaan Agung menetapkan tujuh individu sebagai tersangka dalam kasus yang diduga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp193,7 triliun (sekitar US$12 miliar) antara tahun 2018 dan 2023.

Riva Siahaan: Direktur Utama Pertamina Patra Niaga.
Yoki Firnandi: Direktur Utama Pertamina International Shipping.
Sani Dinar Saifuddin: Direktur di Kilang Pertamina Internasional.

Mereka diduga mengabaikan regulasi yang mengharuskan Pertamina memprioritaskan pembelian minyak mentah domestik, dan malah memilih untuk mengimpor dengan biaya tinggi. Alasan yang diberikan adalah bahwa minyak mentah domestik tidak memenuhi spesifikasi kilang, meskipun ada bukti yang menunjukkan sebaliknya.

Selain itu, Pertamina International Shipping diduga melebih-lebihkan biaya transportasi minyak mentah, dengan mark-up mencapai 13%-15%, yang menguntungkan pihak swasta tertentu. Dengan terungkapnya kasus terbaru ini, masyarakat berharap pemerintah dan aparat penegak hukum dapat mengungkap dan menindak tegas semua pihak yang terlibat, termasuk “dalang” utama di balik dugaan korupsi di Pertamina.

Namun, meskipun beberapa tersangka telah ditetapkan, publik masih menunggu apakah dalang utama di balik kasus-kasus ini akan benar-benar diadili. Selama bertahun-tahun, kasus korupsi di BUMN, termasuk Pertamina, sering kali hanya menjerat pelaku di level eksekutor atau operator, sementara sosok yang lebih berpengaruh tetap sulit disentuh.

Sejak awal kampanye, Prabowo telah berulang kali menegaskan komitmennya untuk membawa Indonesia menuju pemerintahan yang bersih. Dalam berbagai kesempatan, ia menyatakan bahwa dirinya tidak akan mentoleransi praktik korupsi, terutama di sektor strategis seperti energi dan pangan.

Sebagai seorang mantan prajurit dengan citra tegas dan nasionalis, banyak pendukungnya percaya bahwa Prabowo memiliki keberanian untuk menindak tegas para mafia dan elite yang selama ini menikmati keuntungan dari celah-celah sistem. Namun, apakah ia benar-benar akan menepati janjinya saat sudah resmi menjabat sebagai Presiden?

Sementara itu, Jaksa Agung yang saat ini memimpin upaya pemberantasan korupsi di Kejaksaan Agung memiliki peran kunci dalam menuntaskan kasus-kasus besar, termasuk skandal Pertamina. Beberapa langkah telah diambil oleh Kejaksaan Agung dalam membongkar kasus ini, namun masyarakat masih menunggu apakah benar-benar ada keberanian untuk menyeret pihak-pihak besar yang mungkin terlibat.

Sejarah mencatat bahwa setiap pemerintahan menghadapi dilema besar dalam memberantas korupsi. Ada risiko politik yang harus ditanggung jika menyeret tokoh-tokoh yang memiliki koneksi kuat. Namun, jika Kejaksaan Agung dapat membuktikan independensinya, maka publik akan melihat apakah era Prabowo benar-benar membawa perubahan atau hanya menjadi kelanjutan dari pola lama.

Masyarakat Indonesia semakin kritis terhadap penanganan kasus-kasus korupsi. Tekanan dari publik, media, serta organisasi antikorupsi akan menjadi faktor yang dapat mendorong pemerintah untuk bertindak lebih tegas.

Jika Prabowo benar-benar ingin meninggalkan warisan kepemimpinan yang kuat dan bersih, maka tidak ada pilihan selain memastikan bahwa siapapun yang terlibat dalam korupsi, termasuk di Pertamina, harus diadili tanpa pandang bulu.

Pertanyaannya kini adalah apakah “Macan Asia” Prabowo Subianto dan Jaksa Agung akan benar-benar menggigit atau hanya mengaum tanpa tindakan nyata?

 

𝗣𝗲𝗻𝘂𝗹𝗶𝘀:𝗔𝗻𝗱𝗶 𝗦𝘆𝗮𝗺

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *