Inflasi Sulsel di Bulan September Lebih Rendah Dibanding Nasional sebesar 1,12 Persen.

TEROBOSNUSANTARA.COM,MAKASSAR–
Bulan September 2022, Sulawesi Selatan mengalami inflasi bulanan sebesar 1,12% (mtm) atau lebih rendah dibandingkan nasional yang tercatat mengalami inflasi sebesar 1,17% (mtm).

Secara spasial, dari lima kota IHK (Bulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone) di Sulawesi Selatan, Kota Palopo merupakan daerah yang mengalami inflasi bulanan tertinggi sebesar 1,74% (mtm), sedangkan inflasi bulanan terendah dialami oleh Kota Watampone sebesar 0,92% (mtm). Secara tahun kalender, inflasi Sulawesi Selatan tercatat sebesar 4,95% (ytd), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,79% (ytd). Sementara itu, inflasi tahunan Sulawesi Selatan (Sulawesi Selatan) tercatat sebesar 6,35% (yoy).

Inflasi Bulanan di Sulawesi Selatan pada September 2022 terutama disumbang oleh Kelompok Transportasi dan Kelompok Pendidikan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 1,15% dan 0,06% (mtm).

Inflasi Kelompok Transportasi sebesar 9,85% (mtm) dipengaruhi oleh kebijakan pengalihan subsidi BBM yang berdampak pada kenaikan tarif angkutan dalam kota, kendaraan roda 2 dan roda 4 online. Inflasi pada Kelompok Pendidikan sebesar 1,62% disebabkan oleh meningkatnya biaya perguruan tinggi.

Sementara itu, inflasi lebih dalam tertahan oleh deflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil sebesar -0,19% (mtm). Deflasi pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar -0,63% (mtm) dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan, di antaranya bawang merah, tomat, minyak goreng, ikan layang, dan cabai rawit.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Causa Iman Karana dalam siaran persnya,senin (3/10) mengatakan akan terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholders terkait lainnya lewat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam rangka menjaga stabilitas inflasi di Sulawesi Selatan pada tahun 2022.

“Kegiatan pasar murah dan operasi pasar serta pemantauan harga terus dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga komoditas di pasar. Risiko tekanan harga akibat gangguan rantai pasok global akan terus diwaspadai oleh TPID Sulawesi Selatan”,ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *